Berdasarkan hasil observasi dan data di lapangan, masih banyak guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang memiliki tingkat pendidikan rendah. Sebagian besar dari mereka hanya lulusan SMA atau sederajat, sementara jumlah guru yang menempuh pendidikan formal di bidang PAUD pada jenjang S1 atau D4 relatif sedikit. Kondisi ini menimbulkan tantangan dalam penyelenggaraan pembelajaran yang berkualitas di lembaga PAUD. Guru dengan latar pendidikan terbatas cenderung mengalami kesulitan dalam memahami konsep perkembangan anak usia dini, menerapkan metode pembelajaran yang kreatif, serta menyusun administrasi pembelajaran sesuai dengan standar nasional pendidikan.
Rendahnya tingkat pendidikan guru PAUD tidak hanya merupakan persoalan individu, tetapi juga masalah sistemik yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Akses pendidikan tinggi yang terbatas di wilayah pedesaan membuat guru sulit melanjutkan studi. Di banyak daerah, perguruan tinggi yang menyediakan program studi PAUD berada jauh dari tempat tinggal guru, sehingga membutuhkan biaya dan waktu yang tidak sedikit. Keterbatasan ekonomi menjadi hambatan berikutnya, karena banyak guru PAUD yang menerima insentif rendah, bahkan ada yang bekerja secara sukarela, sehingga melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi menjadi beban finansial yang berat.