Faktor Penyebab Rendahnya Kualifikasi Akademik Guru PAUD

By Admin - August 10, 2025

Berdasarkan hasil observasi dan data di lapangan, masih banyak guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang memiliki tingkat pendidikan rendah. Sebagian besar dari mereka hanya lulusan SMA atau sederajat, sementara jumlah guru yang menempuh pendidikan formal di bidang PAUD pada jenjang S1 atau D4 relatif sedikit. Kondisi ini menimbulkan tantangan dalam penyelenggaraan pembelajaran yang berkualitas di lembaga PAUD. Guru dengan latar pendidikan terbatas cenderung mengalami kesulitan dalam memahami konsep perkembangan anak usia dini, menerapkan metode pembelajaran yang kreatif, serta menyusun administrasi pembelajaran sesuai dengan standar nasional pendidikan.

Faktor Penyebab Rendahnya Kualifikasi Akademik Guru PAUD

Rendahnya tingkat pendidikan guru PAUD tidak hanya merupakan persoalan individu, tetapi juga masalah sistemik yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Akses pendidikan tinggi yang terbatas di wilayah pedesaan membuat guru sulit melanjutkan studi. Di banyak daerah, perguruan tinggi yang menyediakan program studi PAUD berada jauh dari tempat tinggal guru, sehingga membutuhkan biaya dan waktu yang tidak sedikit. Keterbatasan ekonomi menjadi hambatan berikutnya, karena banyak guru PAUD yang menerima insentif rendah, bahkan ada yang bekerja secara sukarela, sehingga melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi menjadi beban finansial yang berat.

Selain itu, faktor motivasi juga berperan penting. Beberapa guru merasa cukup dengan pengalaman mengajar yang telah mereka miliki, sehingga tidak memiliki dorongan kuat untuk meningkatkan kualifikasi akademik. Kondisi ini diperparah oleh lemahnya kebijakan atau regulasi yang mewajibkan guru PAUD memenuhi standar pendidikan tertentu. Tanpa adanya aturan yang tegas, upaya peningkatan kualifikasi guru PAUD sering kali bergantung pada kesadaran individu.

Minimnya pelatihan berkelanjutan yang dapat meningkatkan kompetensi secara formal juga menjadi penyebab lain. Banyak guru PAUD hanya mengikuti pelatihan singkat atau kegiatan informal yang sifatnya tidak terstruktur, sehingga belum mampu secara optimal memperkaya keterampilan mengajar sesuai perkembangan kurikulum terbaru.

Situasi ini menunjukkan bahwa rendahnya tingkat pendidikan guru PAUD merupakan persoalan yang kompleks dan memerlukan solusi komprehensif. Upaya untuk meningkatkan kualifikasi guru PAUD tidak hanya bergantung pada kemauan individu, tetapi juga memerlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, organisasi profesi, dan masyarakat. Dengan adanya strategi yang tepat, diharapkan kualitas pendidikan anak usia dini dapat meningkat, sehingga anak-anak mendapatkan pembelajaran yang sesuai dengan tahap perkembangan mereka.

Berbagai studi telah memberikan bukti empiris bahwa rendahnya kualifikasi akademik guru PAUD berdampak signifikan terhadap efektivitas proses pembelajaran. Shofa et al. (2023) menunjukkan bahwa banyak guru PAUD masih belum memenuhi kualifikasi minimal S1 PG-PAUD, menandakan kebutuhan mendesak untuk inovasi dan perbaikan kebijakan akademik Jurnal Universitas Ngudi Waluyo. Penelitian oleh Greria Tensa Novela (2023) menegaskan pentingnya kualifikasi dan kompetensi guru, di mana guru yang lebih berpendidikan cenderung menghasilkan prestasi belajar anak yang lebih baik—baik secara akademis maupun sosial-emosional Siliwangi College Journal. Studi kasus di Jember oleh Saputri et al. menyebutkan bahwa latar belakang pendidikan yang tidak sesuai bidang menyebabkan rendahnya efektivitas pembelajaran; solusi yang disarankan termasuk workshop kreatif dan pelatihan khusus bagi guru PAUD Jurnal UNEJJECER. Di sisi lain, Mufarhi et al. menemukan bahwa kompetensi pedagogik guru rendah terutama disebabkan oleh pendidikan formal yang tidak memadai JOM UNRI. Sementara itu, Miftakhi & Pramusinto (2023) menyatakan bahwa pelatihan berjenjang secara efektif meningkatkan kemampuan mengajar guru PAUD, memperkuat perlunya program pelatihan berkelanjutan arXiv.

  • Share:

You Might Also Like

0 Comment