Spiritualitas adalah kepercayaan dan keyakinan seseorang terhadap sebuah kebenaran, kesucian, keter-ikatan dan rasa tunduk kepada kekuatan lebih tinggi dari dirinya yang mendorong, mengarahkan, dan memilih beragam tingkah laku individu. Spiritualitas merupakan sebuah proses atau tahapan dalam aktualisasi diri seseorang dalam mengolah berbagai kreativitas, intuisi, sukacita, kasih, kedamaian,
Pendidikan Akidah - Pengertian, Tujuan, Ruang Lingkup dan Materi
By Admin - September 26, 2023
Akidah adalah sejumlah kebenaran yang wajib dibenarkan oleh hati, akal, dan fitrah serta diyakini kesahihan dan keberadaannya secara pasti, yang membuat jiwa tenang dan tenteram kepadanya, menjadi kepercayaan/keyakinan yang bersih dari bimbang dan ragu serta tidak dipertentangkan lagi kebenarannya. Akidah merupakan perkara yang dipercayai kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketenangan, dan tidak
Wisata Halal (Halal Tourism) - Pengertian, Prinsip, Syarat dan Kriteria
By Admin - May 19, 2023
Wisata halal atau halal tourism adalah sebuah kegiatan perjalanan dimana layanan atau fasilitas yang menunjang kegiatan berwisata yang aman dan nyaman bagi wisatawan muslim yaitu sesuai dengan prinsip-prinsip nilai syariah Islam. Prinsip-prinsip syariah tersebut tidak hanya terfokus pada objek saja, tetapi perilaku saat melaksanakan perjalanan dan fasilitas pendukung lainnya.Wisata halal di
Detail Buku:
Judul: Penjelasan Hadits-Hadits Arba’in Nawawiyah
Penulis: Imam Nawawi
Penyusun: Abdullah Haidir
Penerbit: Indiva Pustaka, 2010
ISBN: 978-602-8277-33-4
Bahasa: Indonesia
Jumlah halaman: 200 halaman
Jenis File: PDF
Besar file: 8,81Mb
Deskripsi:
Kitab Al-Arba’in an-Nawawiyah adalah kitab yang sangat dikenal kaum muslimin di dunia Islam, khususnya mereka yang akrab dengan kajian-kajian Islam. Bukan hanya di negeri-negeri Arab tempat kitab ini diterbitkan, bahkan di Indonesia, kitab ini sering dijadikan bahan kajian di pesantren-pesantren atau masjid-masjid. Indikasi lain luasnya penerimaan terhadap buku ini adalah banyaknya buku-buku yang menguraikan isi kitab ini (syarah), baik yang dikarang oleh ulama terdahulu maupun sekarang. Hal ini merupakan bukti tak terbantahkan bahwa kitab walau kecil ukurannya namun memiliki kualitas yang diakui para ulama.Geger Kiai - Catatan Mistis Sang Kembara Penulis Faharuddin Nasrullah
By Admin - January 19, 2019
Detail Buku:
Judul: Geger Kiai - Catatan Mistis Sang Kembara
Penulis: Faharuddin Nasrullah
Penerbit: Pustaka Pesantren, 2009
ISBN: 978-979-8452-51-2
Bahasa: Indonesia
Jumlah halaman: 210 halaman
Jenis File: PDF
Besar file: 1,56Mb
Deskripsi:
Buku ini menawarkan kepada siapa pun untuk memungut hikmah-hikmah yang tercecer itu, baik dari cerita lisan, pengalaman pribadi, ataupun lainnya. Sebagai umat Nabi Muhammad, sudah selayaknya kita menyikapi sebuah fenomena—seremeh apa pun—dengan pikiran positif, untuk kemudian mengambil hikmahnya. Sebab, kepada umatnya nabi pernah bersabda, “Hikmah adalah barang yang hilang dari perbendaharaan kaum muslim. Barang siapa yang menemukannya, dia lebih berhak memungutnya.”Detail Buku:
Judul: Fikih Malu
Penulis: DR. Muhammad Ismail al-Muqaddam
Alih Bahasa: Atik Fikri Ilyas & Muhammad Anas
Penerbit: Maghfirah Pustaka, 2008
ISBN: 978-979-1026-34-5
Bahasa: Indonesia
Jumlah halaman: 211 halaman
Jenis File: PDF
Besar file: 6,78Mb
Deskripsi:
Tahukah Anda sifat yang akan menjadikan iman Anda tetap membumi pada diri Anda? Tahukah Anda bagaimana agar iman tidak hilang dari kehidupan Anda? Jawabannya adalah Anda harus memiliki sifat malu. Benar, orang beriman harus memiliki sifat malu. Karena malu dan iman merupakan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Rasulullah saw mengingatkan,Malu dan iman dalah dua sisi yang selalu bersama. Jika salah satunya hilang dari keduanya, maka yang lain juga ikut hilang. (HR. al-Hakim)
Tahukah Anda sifat yang senantiasa membawa kebaikan? Jika ia ada, ia hanya akan memberikan kebaikan kepada pemiliknya? Ia adalah sifat malu. Benar, akhlak malu harus melekat pada pribadi setiap muslim. Karena ia adalah sumber kebaikan. Rasulullah SAW menegaskan,
Sifat malu tidak akan datang, kecuali dengan membawa kebaikan. (HR. Bukhari dan Muslim)
Tahukah Anda kiat menjadikan hidup dan segala hal yang Anda punya menjadi indah? Jawabannya adalah, Anda harus menghadirkan sifat malu pada diri Anda. Karena Nabi SAW menyatakan,
Sifat malu tidak ada pada sesuatu, kecuali ia akan menghiasinya. (HR. Tirmidzi)
Buku ini akan mengajak Anda memahami urgensi sifat malu dalam kehidupan dan keimanan Anda. Anda juga akan diajak menyelamni bagaimana sifat ini menjadikan diri berkualitas, seperti para nabi dan orang-orang shalih, yaitu hidup dengan malu, penuh iman, menjadi sumber kebaikan, indah, dan tidak memalukan. Selain itu, Anda akan dimotivasi untuk mampu menerapkan akhlak malu dalam menghiasi keseharian hidup Anda.
Detail Buku:
Judul: Arkeologi Sejarah-Pemikiran Arab-Islam Jilid 4
Penulis: Adonis
Alih Bahasa: Khairon Nahdiyyin
Penerbit: LKis, 2009
ISBN: 978-979-1283-79-3
Bahasa: Indonesia
Jumlah halaman: 375 halaman
Jenis File: PDF
Besar file: 1,80Mb
Deskripsi:
Pada buku keempat (jilid 4) yang sekarang ini ada di tangan pembaca dan merupakan jilid terakhir dari tetralogi Arkeologi Sejarah-Pemikiran Arab-Islam, Adonis lebih banyak mengeksplorasi fenomena kemapanan (ats-tsâbit ) dan kreativitas (al-mutahawwil) dalam bidang sastra-puisi, khususnya terkait dengan modernitas puisi.
Para pelopor modernitas ini pada umumnya berasal dari warga non-Arab, meski adakalanya yang peranakan. Selain itu, kebanyakan dari mereka juga tumbuh di tengah-tengah masyarakat miskin, sebagai budak atau mawali. Oleh karena itu, mereka terdorong kuat untuk memantapkan eksistensinya di kalangan masyrakat Arab- Islam. Untuk itu, mereka mempersenjatai diri dengan senjata paling kuat, yakni bahasa dan agama. Dan, di antara mereka banyak yang berhasil mendalami dan menguasai bahasa melebihi pemilik bahasa itu sendiri. Mereka juga dengan sangat berani mencabut watak kequraisyan dan kearaban agama, dan memberinya corak kemanu- siaan-keumatan. Oleh karena itu, sangat wajar jika mereka men- dapatkan resistensi dari masyarakat Arab dan juga sistem kekuasaan yang ada. Mereka juga mendapati diri mereka berhadapan dengan tradisi-tradisi sastra-puisi yang ada sebab ia juga merupakan tradisi- tardisi yang diwarisi oleh sistem kekuasaan dan sekaligus dimapankan olehnya. Dalam posisi seperti itulah mereka justru mendapati diri mereka sebagai pencipta (kreator) ekspresi yang sejalan dengan kehidupan yang mereka jalani, namun bertentangan dengan tradisi yang ada. Dari situlah mereka selalu dinilai sebagai kelompok penyimpang dan pembuat bid’ah.
Di sini, Adonis berhasil menjelaskan dengan sangat baik meng- apa aspek “yang mapan” (tsabat) lebih dominan/mendominasi dari- pada “yang berubah” (tahawwul). Hal itu, menurutnya, disebabkan karena perspektif keagamaan telah ikut campur dalam persoalan sastra-puisi. Dalam arti bahwa sistem universal yang diwujudkan oleh agama menjadi faktor mendasar yang menyebabkan masyarakat Arab-Islam sejak abad pertama hijriah hingga munculnya era ke- bangkitan lebih memilih yang lama (statis) daripada yang baru (dinamis) sehingga agama menempatkan yang lama dalam posisi sempurna dan menganggap semua yang baru sebagai bentuk penyelewengan dari yang ideal dan sempurna.
Detail Buku:
Judul: Arkeologi Sejarah-Pemikiran Arab-Islam Jilid 3
Penulis: Adonis
Alih Bahasa: Khairon Nahdiyyin
Penerbit: LKis, 2012
ISBN: 978979128378-6
Bahasa: Indonesia
Jumlah halaman: 313 halaman
Jenis File: PDF
Besar file: 1,60Mb
Deskripsi:
Pada buku ketiga (Jilid 3) yang sekarang ada di tangan pembaca, Adonis lebih memfokuskan kajiannya pada pertentangan yang terjadi di kalangan masyarakat Arab-Islam era pertengahan dan masa kebangkitan, khususnya terkait dengan persoalan modernitas.
Modernitas yang muncul saat ini, menurut Adonis, merupakan perpanjangan dari apa yang disebut sebagai tahawwul (perubahan), dan perubahan muncul dari asumsi adanya kekurangan atau tidak adanya pengetahuan di masa lampau. Kekurangan atau ketiadaan ini mungkin bisa diganti dengan mengambil sesuatu untuk pemikiran atau pengetahuan tertentu dari bahasa asing ini atau itu, namun mungkin juga ia bisa dijawab dengan melakukan upaya kreativitas. Dengan demikian, modernitas adalah menyatakan sesuatu yang belum diketahui oleh tradisi kita, atau mengungkapkan sesuatu yang tidak diketahui dari satu sisi, dan menerima ketidakberhinggaan pengetahuan di sisi yang lain.
Pada buku ketiga ini Adonis berusaha menampilkan kembali seluruh problematika di atas dengan cara memaparkan pandangan- pandangan para pemikir dan ilmuan Arab melalui para juru bicara- nya. Di sini, Adonis memilih beberapa tokoh yang dianggap represen- tatif mewakili kegelisahan masyarakat Arab-Islam dalam menghadapi modernitas, baik suara dari pihak yang menghendaki kemapanan maupun yang menghendaki perubahan-kreativitas. Pada bagian awal Adonis menampilkan empat tokoh-ilmuan yang mewakili kedua ke- cenderungan tersebut, khususnya pada era pertengahan. Mereka adalah Al-Qadhi Abd al-Jabbar, al-Imam al-Ghazali, al-Farabi, dan Ibn Taimiyah.
Arkeologi Sejarah-Pemikiran Arab-Islam Jilid 2 PDF Penulis Adonis
By Admin - January 03, 2019
Detail Buku:
Judul: Arkeologi Sejarah-Pemikiran Arab-Islam Jilid 2
Penulis: Adonis
Alih Bahasa: Khairon Nahdiyyin
Penerbit: LKis, 2007
ISBN: 9799791283199
Bahasa: Indonesia
Jumlah halaman: 427 halaman
Jenis File: PDF
Besar file: 1,98Mb
Deskripsi:
Buku ini akan memberikan informasi yang detil dan “telanjang” atas seluruh sisi kehidupan masyarakat Arab-Islam dan juga tentang gerak kebudayaan dan pemikirannya yang disertai dengan pertentangan dan pertarungan yang begitu keras di antara kelompok yang menghendaki kemapanan (status quo) dan yang menginginkan perubahan. Begitu terbuka, detil, dan kontrofersialnya pemberitaan yang ada dalam buku ini serta begitu kritisnya Adonis dalam melihat dan membaca setiap informasi (data) yang ada maka tidak meng- herankan jika kritik dan juga cemoohan banyak dialamatkan pada buku ini dan juga kepada penulisnya. Akan tetapi sayangnya, kritikan tersebut lebih sering muncul dari tokoh yang sebenarnya tidak paham dengan gagasan yang diusung oleh Adonis. Oleh karena itu, kehadiran buku ini diharapkan akan mampu memberikan pemahaman yang lebih jelas tentang gerak kebudayaan Arab-Islam. Selain itu, buku ini juga diharapkan bisa memberikan wacana dan perspektif baru atas sejarah dan pemikiran Arab-Islam dengan segala dinamikanya.
Pada buku kedua (Jilid 2) Adonis mengkaji tentang upaya-upaya yang dilakukan oleh para pemikir dan ilmuan Arab-Islam era Dinasti Umayyah dan Abbasiyah untuk “memapankan yang dasar” (ta’shîl al-ushûl) dan “memapankan dasar-dasar kemapanan” (ta’shîl ushûl ats-tsâbit) dalam upaya mendefinisikan pengertian dari term al-qadîm, as-sunnah, bid’ah, ijma’, dan taklid. Pada aspek ats-tsâbit (yang tetap- statis), Adonis melakukan pembacaan kritis terhadap apa yang ditulis oleh asy-Syafi’i terkait dengan upayanya memapankan yang dasar. Di sini, Adonis mengutip begitu banyak teks asy-Syafi’i dan melaku- kan pembacaan kritis atasnya. Menurut Adonis, asy-Syafi’ merupa- kan salah satu tokoh terdepan yang terus berusaha “memapankan yang dasar”, khusususnya dalam bidang hukum (Islam). Ia sangat gigih mempertahankan kemapanan dan menolak perubahan. Setelah melakukan kajian atas teks asy-Syafi’i, Adonis kemudian melakukan teorisasi terhadap dasar-dasar bahasa dan kaitan antara bahasa dan agama. Setelah itu, kajian dilanjutkan dengan upaya melakukan teori- sasi atas puisi dalam kaitannya dengan nilai-nilai agama-moral.
Pada aspek al-mutahawwil (perubahan dan kreativitas), Adonis mengelaborasi gerakan-gerakan revolusioner yang terjadi pada dua masa, yakni era Dinasti Umayyah dan Abbasiyah, dan gerakan-gerakan intelektual di kalangan kelompok apostik yang menolak kenabian karena berpedoman pada nalar, dan menempatkan nalar sebagai dasar pengetahuan. Selain itu, Adonis juga mengelaborasi gerakan-gerakan kebatinan dari kelompok Imamiyah dan Sufi. Setelah itu, pembahas- an dilanjutkan dengan mengkaji puisi dan dialektika antara yang lama dengan yang baru; serta bagaimana upaya-upaya yang dilakukan oleh Basysyar, Abu Tamam, dan Abu Nuwas untuk menyimpang dari nilai lama dan menciptakan puisi baru. Bagian ini diakhiri dengan pem- bahasan tentang gerakan kritik puisi yang dilakukan oleh mereka yang lebih mengutamakan yang lama atas yang baru. Mereka juga mendesakkan nilai lama tersebut ke dalam masyarakat Arab melalui pembuatan kaidah-kaidah yang menjelaskan kebenaran nilai lama dan kesalahan nilai baru. Dengan demikian, corak peradaban Arab- Islam yang berkembang pada abad II hingga penghujung abad III H., sebagaimana dibahas pada buku kedua (Jilid 2) ini adalah pertarung- an antara akal dan naql (wahyu), pembaruan dan taklid, dan pertarungan antara kecenderungan salafisme dan kecenderungan rasionalisme-empirisisme.
Baca selengkapnya »
Arkeologi Sejarah-Pemikiran Arab-Islam Jilid 1 PDF Penulis Adonis
By Admin - January 01, 2019
Detail Buku:
Judul: Arkeologi Sejarah-Pemikiran Arab-Islam Jilid 1
Penulis: Adonis
Alih Bahasa: Khairon Nahdiyyin
Penerbit: LKis, 2007
ISBN: 9799791283182
Bahasa: Indonesia
Jumlah halaman: 494 halaman
Jenis File: PDF
Besar file: 2,37Mb
Deskripsi:
Sebagai sebuah komunitas, umat Islam memiliki keyakinan bahwa mereka adalah umat terbaik (khair al-ummah). Akan tetapi, pada saat yang sama mereka sedang berada dalam posisi “tidak berdaya” menghadapi apa saja yang diluncurkan dari pihak lain yang oleh sebagian besar di antara mereka dianggap sebagai “musuh” yang tidak boleh didekati, dah bahkan justru harus diperangi dan disingkir- kan. Mengambil begitu saja apa yang datang dari mereka akan ber- akibat lenyapnya jati diri yang sudah mengakar. Akan tetapi, tetap mempertahankan diri dengan bersikap eksklusif juga akan berakibat pada munculnya proses alienasi diri dari kehidupan. Jika demikian masalahnya, lantas bagimana umat Islam harus bersikap terhadap teks dasar keagamaan Islam (Al-Qur’an dan Hadits) dan juga terhadap tradisi Islam, serta bagimana juga umat Islam harus mengambil posisi dalam kancah pertarungan ideologi, politik, pemikiran, dan kebudaya- an modern saat ini? Jika kita harus merujuk pada masa silam Islam, pertanyaannya: Islam mana yang mungkin dapat dirujuk kembali dalam menghadapi situasi seperti itu dan juga bagaimana menarik ulang Islam tersebut ke pentas kehidupan modern?
Penulis buku ini, Ali Ahmad Said, atau yang lebih popular dengan nama Adonis, dalam buku ini, memetakan watak kecenderungan masyarakat Arab-Islam dalam menyikapai persoalan tersebut ke dalam dua kategori, yaitu watak imitatif (ittiba’) dan watak kreatif (ibda’) dalam keseluruhan perwujudan budaya dan peradaban mereka.
Dalam buku ini, Adonis begitu cermat menggambarkan dan memetakan kecenderungan pemikiran dan kebudayaan Arab-Islam. Ia berhasil memotret gerak kebudayaan Arab-Islam yang menurut- nya selalu terjadi pertentangan dan pertarungan antara pihak atau kelompok yang menginginkan ortodoksi (kemapanan) dengan pihak atau kelompok yang menginginkan perubahan dalam semua lini (teolgi, politik, budaya, hukum, dan bahasa-sastra-pusi), yang mana masing-masing kelompok merasa sebagai pihak yang benar. Tarik- menarik kepentingan dan juga perebutan klaim kebenaran itulah yang membuat gerak sejarah-kebudayaan Arab-Islam menjadi berkembang dinamis, meskipun di sisi yang lain terkadang justru memunculkan anomali dan bahkan tidak jarang juga memakan korban jiwa.
Di sini harus diakui bahwa konteks kajian buku ini adalah kehidupan masyarakat Arab-Islam. Namun demikian, hal itu bukan berarti bahwa buku ini tidak memiliki konteks dan relevansi untuk masyarakat Indonesia. Sebab, masyarakat di kedua wilayah ini memiliki banyak kesamaan secara sosiologis dan juga keagamaan sehingga persoalan-persoalan yang muncul di wilayah Arab-Islam juga memiliki banyak kesamaan dengan persoalan yang muncul di negeri ini, terutama terkait dengan bagaimana memahami dan menyikapi hubungan antara teks dasar Islam (Al-Qur’an) dan tradisi keilmuan Islam dengan modernisasi yang merambah ke seluruh pelosok dunia, termasuk Indonesai.
Detail Buku:
Judul: Krisis Kebebasan
Penulis: Albert Camus
Alih Bahasa: Edhi Martono
Penerbit: Pustaka Obor, 2013
ISBN: 978-979-461-863-9
Bahasa: Indonesia
Jumlah halaman: 190 halaman
Jenis File: PDF
Besar file: 5,00Mb
Deskripsi:
Kebebasan bagi Albert Camus bukanlah sebuah hadiah cuma-cuma, melainkan sesuatu yang harus diperjuangkan. Dengan ini Albert Camus ingin menegaskan bahwa dalam rezim apapun, apalagi yang paling totaliter dan represif, kita jangan bermimpi akan memperoleh kebebasan secara cuma-cuma. Kebebasan tersebut harus diperjuangkan. Sayangnya lebih sering penguasa menindas kebebasan tersebut, sehingga cendekiawan, seniman, dan pers yang diandalkan adalah kelompok paling depan dalam memperjuangkan kebebasan pun akan menjadi bungkam. Inilah yang menimbulkan krisis kebebasan.Buku ini berisi kumpulan karangan Albert Camus yang bertemakan kebebasan dan krisis yang melanda manusia dalam memperjuangkan kebebasannya. Karangan-karangan di dalam buku ini merupakan renungan yang sangat mendalam akan krisis kebebasan yang melanda zaman kita ini. Lewat karangan-karangan ini kita digugah untuk memperjuangkan kebebasan tersebut, kalau kita tidak ingin krisis melanda kita. Sebuah buku yang sangat patut dibaca oleh para cendekiawan, seniman, wartawan, politisi. Pendeknya semua pembaca yang berhak atas kebebasan.