Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran D.N. Aidit, pemimpin Partai Komunis Indonesia (PKI), dalam konteks literasi dan pendidikan di Indonesia. Meskipun dikenal sebagai tokoh politik yang kontroversial, Aidit dan partainya memiliki kontribusi signifikan terhadap gerakan literasi, khususnya dalam upaya pemberantasan buta huruf. Pendekatan penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan studi kepustakaan untuk menganalisis berbagai sumber, termasuk tulisan-tulisan Aidit, laporan sejarah, dan artikel jurnal yang relevan. Hasil kajian menunjukkan bahwa PKI di bawah kepemimpinan Aidit tidak hanya berfokus pada agenda politik, tetapi juga aktif terlibat dalam program-program pendidikan massa, termasuk mendirikan sekolah-sekolah dan menyelenggarakan kursus baca-tulis bagi masyarakat, terutama kaum tani dan buruh. Gerakan ini merupakan bagian dari strategi politik mereka untuk mendekati dan memobilisasi massa. Temuan ini memberikan perspektif baru tentang kompleksitas sosok D.N. Aidit dan organisasinya, yang tidak hanya sebagai entitas politik, tetapi juga sebagai agen pendidikan yang efektif pada masanya.
Pendahuluan
Dipa Nusantara Aidit adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dan kontroversial dalam sejarah Indonesia modern. Sebagai Ketua Comite Central Partai Komunis Indonesia (PKI) pada era 1950-an hingga 1960-an, namanya erat kaitannya dengan peristiwa-peristiwa politik besar, termasuk Gerakan 30 September 1965. Namun, di balik narasi politik yang dominan, peran Aidit dalam bidang literasi dan pendidikan seringkali terabaikan. Padahal, PKI di bawah kepemimpinannya dikenal aktif menggerakkan program-program yang berorientasi pada peningkatan literasi masyarakat.
Tujuan dari jurnal ini adalah untuk mengupas lebih dalam kontribusi D.N. Aidit dan PKI terhadap literasi di Indonesia, khususnya pada periode 1951-1965. Jurnal ini akan menelaah bagaimana literasi menjadi salah satu instrumen politik bagi PKI dan bagaimana mereka mengintegrasikan pendidikan dengan agenda revolusi. Melalui analisis ini, diharapkan dapat diperoleh pemahaman yang lebih komprehensif mengenai peran Aidit di luar dimensi politiknya yang sudah banyak dibahas.
Landasan Teori
Penelitian ini menggunakan pendekatan sejarah sosial yang melihat pendidikan dan literasi tidak hanya sebagai proses akademik, tetapi juga sebagai fenomena sosial dan politik. Konsep "pendidikan politik" yang dipraktikkan PKI akan menjadi kerangka utama analisis, di mana literasi tidak hanya mengajarkan kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga menanamkan ideologi partai. Hal ini sejalan dengan pandangan Marxisme-Leninisme yang menekankan pentingnya kesadaran kelas dan pendidikan massa sebagai alat untuk mencapai revolusi.
Metodologi Penelitian
Jurnal ini disusun berdasarkan metode studi kepustakaan (library research). Data dikumpulkan dari berbagai sumber primer dan sekunder, seperti buku-buku yang ditulis oleh D.N. Aidit (misalnya, Kaum Tani Mengganjang Setan-Setan Desa), buku-buku biografi, artikel jurnal ilmiah, laporan-laporan dari lembaga riset, serta arsip-arsip sejarah yang relevan. Analisis data dilakukan secara kualitatif, dengan mengidentifikasi, menginterpretasi, dan menyintesis informasi untuk membangun argumen yang sistematis dan koheren.
Hasil dan Pembahasan
1. Literasi sebagai Strategi Mobilisasi Massa
Di bawah kepemimpinan D.N. Aidit, PKI mengalami kebangkitan dan menjadi salah satu kekuatan politik terbesar di Indonesia. Salah satu kunci keberhasilan mereka adalah pendekatan "jalan baru" yang menekankan pada perluasan basis massa di kalangan petani dan buruh. Dalam konteks ini, literasi menjadi alat yang sangat efektif. PKI menyadari bahwa untuk mengorganisir dan memobilisasi massa, mereka harus terlebih dahulu meningkatkan kesadaran politik dan kemampuan baca-tulis mereka.
Menurut beberapa sumber, PKI dan organisasi-organisasi massanya, seperti Barisan Tani Indonesia (BTI), aktif terlibat dalam kampanye Pemberantasan Buta Huruf (PBH) yang diluncurkan pemerintah pada tahun 1957. PKI tidak hanya mendukung program ini secara formal, tetapi juga menggerakkannya di tingkat akar rumput. Mereka membentuk kelompok-kelompok belajar di pedesaan, di mana para kader partai bertindak sebagai guru yang mengajarkan baca-tulis sambil menyisipkan pendidikan politik.
2. Kontribusi D.N. Aidit dalam Penulisan dan Publikasi
D.N. Aidit sendiri dikenal sebagai penulis yang produktif. Ia banyak menulis buku dan risalah yang bertujuan untuk menyebarkan ideologi partai dan menganalisis kondisi sosial-politik Indonesia dari sudut pandang Marxisme-Leninisme. Beberapa karyanya yang terkenal antara lain Sejarah Gerakan Buruh Indonesia, Menempuh Jalan Rakyat, dan Kaum Tani Mengganjang Setan-Setan Desa. Tulisan-tulisannya ini tidak hanya ditujukan untuk kader partai, tetapi juga untuk masyarakat umum, dengan gaya bahasa yang relatif mudah dipahami. Publikasi-publikasi ini menjadi sumber literasi penting yang digunakan oleh para kader untuk mendidik massa.
3. Pendidikan sebagai Pilar Politik
Peran PKI dalam bidang pendidikan tidak hanya sebatas pemberantasan buta huruf. Mereka juga mendirikan berbagai sekolah dan kursus untuk anggotanya, dengan kurikulum yang mencakup tidak hanya pelajaran umum tetapi juga ideologi partai. Tujuannya adalah untuk menciptakan kader-kader yang militan dan berpengetahuan. Ini menunjukkan bahwa bagi Aidit, pendidikan merupakan pilar utama dalam membangun kekuatan politik yang solid dan terorganisir.
Kesimpulan
D.N. Aidit dan PKI memberikan kontribusi yang signifikan terhadap gerakan literasi dan pendidikan di Indonesia pada era pra-1965. Terlepas dari agenda politik yang kontroversial, mereka berhasil mengintegrasikan program literasi sebagai bagian integral dari strategi mobilisasi massa. Dengan mendirikan sekolah, menyelenggarakan kursus baca-tulis, dan menerbitkan berbagai tulisan, PKI di bawah Aidit berperan sebagai agen pendidikan yang efektif, terutama bagi kalangan masyarakat bawah yang seringkali terpinggirkan.
Fenomena ini memperlihatkan bahwa sejarah D.N. Aidit tidak bisa dipandang secara hitam-putih. Di satu sisi, ia adalah seorang pemimpin politik yang mengusung ideologi komunis, tetapi di sisi lain, ia juga memiliki peran yang tidak bisa diabaikan dalam upaya memajukan literasi dan pendidikan di Indonesia. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi dampak jangka panjang dari program-program literasi yang digagas oleh PKI dan hubungannya dengan perkembangan sosial-politik di Indonesia.