Tragedi Pembantaian Dukun Santet Banyuwangi 1998: Sejarah Kelam yang Kembali Diangkat ke Layar Lebar

Tragedi Pembantaian Dukun Santet Banyuwangi 1998: Sejarah Kelam yang Kembali Diangkat ke Layar Lebar
Tragedi Pembantaian Dukun Santet Banyuwangi 1998

Misteri Gelap di Balik Pembantaian 200 Orang yang Dituduh Dukun Santet

Pada akhir dekade 90-an, Indonesia dihebohkan oleh tragedi mengerikan: ratusan orang dituduh sebagai dukun santet dan dibunuh secara brutal. Peristiwa tragis ini terjadi di Banyuwangi, Jawa Timur, dan masih menyisakan luka hingga hari ini.

Komnas HAM menduga kuat bahwa kasus ini tergolong pelanggaran HAM berat. Bayangkan, sekitar 200 nyawa melayang, dengan 140 di antaranya dibantai di Banyuwangi. Ironisnya, hingga kini dalang dan motif utamanya masih menjadi misteri.

Kini, kisah kelam itu diangkat ke layar lebar lewat film Pembantaian Dukun Santet karya sutradara Azhar Kinoi Lubis, yang mulai tayang di bioskop sejak 8 Mei 2025.


Bagaimana Awal Mula Tragedi Pembantaian Dukun Santet?

Mengutip laporan Kompas.com (17/9/2022), peristiwa ini bermula dari pendataan dukun di Banyuwangi oleh Bupati saat itu, Purnomo Sidik, pada 6 Februari 1998. Tujuannya? Melindungi para dukun dari kekerasan.

Namun, rencana baik itu berujung petaka. Data nama-nama dukun bocor ke tangan pihak tak bertanggung jawab, memicu pembunuhan massal. Meski Bupati sempat mengeluarkan radiogram kedua untuk menegaskan niat perlindungan, situasi justru makin memburuk.

Hingga Oktober 1998, tercatat setidaknya 94 orang tewas karena dituding sebagai dukun santet. Gelombang teror menyebar ke berbagai wilayah di Jawa, dengan modus operasi yang seragam: rumah korban ditandai, lampu padam, lalu eksekusi keji terjadi.


Kisah Ngaseha, Korban Selamat dari Aksi Sadis

Salah satu korban yang berhasil selamat adalah Ngaseha (83), warga Dusun Panco, Banyuwangi. Pada 4 Oktober 1998, dini hari pukul 03.00, rumahnya digedor gerombolan bersenjata.

Ia diseret ke dalam mikrolet, dibawa ke sawah di Desa Rejoso, lalu dijerat lehernya dengan tali plastik. Mengira Ngaseha tewas, para pelaku meninggalkannya begitu saja. Beruntung, ia hanya pingsan.

Setelah sadar, Ngaseha merangkak keluar dari lumpur sawah dan diselamatkan warga. Ia kemudian diungsikan ke kantor polisi demi keamanan.


Beragam Teori di Balik Tragedi Pembantaian Dukun Santet

Tragedi ini menyisakan banyak tanya. Sejumlah pihak, termasuk Nahdlatul Ulama (NU), melakukan penyelidikan. Ada beberapa teori yang muncul:

1. Perebutan Wilayah Kekuasaan Antar-Dukun

Hasil investigasi Pemda dan kepolisian setempat menyebutkan bahwa pembunuhan ini adalah konflik antar-dukun santet dalam memperebutkan pengaruh.

2. Motif Politik Tersembunyi

Temuan Tim Pencari Fakta PWNU menunjukkan indikasi bahwa pembantaian ini sarat dengan muatan politis. Pasalnya, banyak korban yang merupakan guru ngaji, kiai, atau tokoh NU.

3. Balas Dendam Sejarah

Ada juga teori yang mengaitkan kasus ini dengan balas dendam keturunan eks-PKI, imbas dari tragedi 1965.

4. Teror Politik Jelang Munas PDI-P

Beberapa pihak menduga pembantaian ini merupakan bagian dari upaya teror terhadap PDI-P yang kala itu tengah menggelar Munas di Bali.


Teori Alternatif: Konflik Pertanahan Jadi Pemicu Utama

Berbeda dengan teori populer, Douglas Kammen, peneliti lulusan Cornell University, merilis temuan menarik pada 2001. Ia menyebut bahwa akar masalahnya adalah konflik pertanahan.

Menurut Kammen, di Banyuwangi, banyak tuan tanah yang juga merupakan kiai atau pemilik pondok pesantren. Namun, tak semua tuan tanah sekuat kiai secara sosial. Maka, petani penggarap yang kecewa melampiaskan amarahnya kepada tuan tanah yang lebih lemah.

Fakta ini diperkuat data NU Banyuwangi: mayoritas korban adalah petani pemilik tanah berusia di atas 57 tahun, bukan kiai. Hanya satu korban yang merupakan ustaz.


279 Pelaku Diproses Hukum, Tapi Dalang Utama Masih Gelap

Hingga April 2001, sebanyak 279 orang dipidana karena terlibat dalam pembantaian ini. Mereka dijerat pasal pengeroyokan yang mengakibatkan kematian.

Namun, hukuman yang dijatuhkan tergolong ringan, rata-rata 2-4 tahun penjara. Yang menyedihkan, otak utama di balik tragedi ini tak pernah terungkap.


Penutup: Luka Lama yang Kembali Diungkit Lewat Film

Tragedi Pembantaian Dukun Santet 1998 adalah sejarah kelam yang tak boleh dilupakan. Kini, kisahnya diangkat kembali lewat film, mengingatkan generasi muda akan bahaya stigma, hoaks, dan kekerasan berbasis kecurigaan.

Semoga film ini bukan sekadar tontonan, tapi juga renungan untuk melawan kebencian yang dibungkus takhayul.


#PembantaianDukunSantet #Banyuwangi1998 #SejarahKelam #FilmPembantaianDukunSantet #TragediDukunSantet

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم