Migrasi ke S/4HANA: Strategi Cerdas CIO Menyambut Akhir Dukungan SAP ECC
Dipublikasikan: 20 Mei 2025 | Kategori: ERP, Cloud, Transformasi Digital
⏳ Deadline Makin Dekat: Apa yang Harus Dilakukan CIO?
SAP telah resmi menetapkan akhir dukungan untuk SAP ECC di tahun 2027. Namun bagi banyak perusahaan yang masih bergantung pada sistem ini, waktu terasa semakin sempit. Gartner menyebutkan bahwa hingga akhir 2024, hampir dua pertiga pelanggan SAP masih belum bermigrasi ke S/4HANA. Bahkan untuk versi ECC yang lebih lama, dukungan akan berakhir di akhir 2025.
S/4HANA bukan sekadar upgrade teknis, tetapi transformasi menyeluruh yang menyentuh infrastruktur, proses bisnis, dan budaya kerja. Maka tak heran, banyak CIO kini mulai berpacu dengan waktu untuk menyusun strategi migrasi yang matang.
๐ S/4HANA: Apa Sebenarnya yang Ditawarkan?
Dibangun di atas in-memory database, S/4HANA memungkinkan pemrosesan data secara real-time, integrasi dengan teknologi AI, machine learning, dan automasi, serta pengalaman pengguna (UX) yang jauh lebih baik melalui SAP Fiori.
Platform ini bisa di-deploy on-premise atau di cloud, tergantung strategi TI masing-masing perusahaan. Tapi perlu diingat, ini bukan sekadar migrasi sistem, melainkan perubahan besar yang memengaruhi seluruh organisasi.
๐ง Jangan Anggap Remeh: Ini Bukan Proyek IT Biasa
Amanda Russo, CEO dari Cornerstone Paradigm Consulting, mengingatkan bahwa CIO harus melibatkan semua stakeholder dari awal. "Ini bukan cuma urusan tim IT, tapi inisiatif bisnis menyeluruh. Anda butuh keterlibatan dari tim operasional, manajemen, hingga pengguna akhir," tegasnya.
Banyak organisasi justru gagal karena terburu-buru, melewatkan pemetaan proses, cleaning data, dan manajemen perubahan. Pastikan fitur-fitur bisnis kritikal tidak ikut terbuang dalam proses transisi.
๐ Membangun Business Case yang Kuat
Tim Bilali dari Interpublic Group (IPG) mengatakan, "Mendesain ulang proses bisnis perlu biaya, tapi manfaatnya akan terasa dalam jangka panjang." CIO perlu mempertimbangkan biaya lisensi baru, biaya implementasi, hingga biaya pelatihan. Selain itu, jika tetap menggunakan ECC, perusahaan akan dikenakan biaya extended support yang mahal.
Jangan lupa, SAP tidak lagi mengembangkan fitur-fitur inovatif seperti AI dan automasi untuk ECC. Menunda migrasi berarti kehilangan peluang inovasi.
๐บ️ Perencanaan Migrasi: Jangan Abaikan Detail
Migrasi ke S/4HANA membutuhkan perencanaan super detail. Dari pemetaan sistem, validasi integrasi, hingga manajemen proyek yang disiplin. "Jangan sekadar menargetkan 9 bulan jika tidak tahu cara mencapainya," kata Bilali.
Sebuah survei Horvath menunjukkan bahwa 60% proyek S/4HANA mengalami keterlambatan. Bahkan dengan bantuan konsultan eksternal, banyak organisasi masih lalai dalam menerapkan change management yang tepat.
๐ Strategi Bertahap: Belajar dari IPG
IPG memilih untuk melakukan transisi secara bertahap. Mereka lebih dulu memindahkan sistem ECC ke cloud dan menggunakan HANA DB serta SAP Fiori. Ini memberi pengalaman berharga sebelum benar-benar beralih ke S/4HANA.
Bilali menegaskan bahwa meski menggunakan partner eksternal, CIO tetap harus mengendalikan proyek migrasi. Tim internal harus siap mengatur ulang peran dan mengelola kombinasi layanan cloud dan teknikal.
๐ง Tantangan Teknis: Customization, Data, dan Integrasi
Menurut laporan SAPInsider 2025, tantangan terbesar dalam migrasi adalah:
- Customisasi sistem yang berlebihan
- Integrasi aplikasi pihak ketiga
- Kualitas dan kebersihan data (data hygiene)
SAP mendorong prinsip “clean core”, di mana proses standar dijalankan di inti sistem, sedangkan kustomisasi menggunakan API dan BTP (Business Technology Platform).
CIO harus menyaring fitur mana yang kritikal, termasuk yang mungkin berasal dari shadow IT atau tool Excel sederhana yang tak terdokumentasi.
๐งน Pentingnya Data Clean-Up Sebelum Migrasi
Bilali menegaskan bahwa membawa “sampah digital” dari sistem lama akan menghambat performa sistem baru. “Kalau tidak dibersihkan, Anda hanya akan memindahkan kebiasaan buruk ke sistem yang baru,” katanya.
Dengan S/4HANA yang mendukung AI dan real-time analytics, kebersihan dan integrasi data menjadi kunci. CIO harus menentukan data apa saja yang wajib disimpan dan mana yang bisa ditinggalkan, sesuai regulasi dan kebutuhan operasional.
๐ Koordinasi Eksternal: Jangan Remehkan Testing & Integrasi
Mengintegrasikan sistem ERP inti dengan aplikasi bisnis lain memerlukan koordinasi ketat, termasuk jadwal testing dengan vendor pihak ketiga. Bilali mengibaratkan proses ini seperti “mengganti roda pesawat saat terbang di ketinggian 30.000 kaki” — bisnis harus tetap berjalan.