PKBM sebagai Pilar Pendidikan Inklusif untuk Membangun Indonesia yang Setara

PKBM sebagai Pilar Pendidikan Inklusif untuk Membangun Indonesia yang Setara
PKBM sebagai Pilar Pendidikan Inklusif untuk Membangun Indonesia yang Setara

Oleh: Kang Ruli

PKBM? Apa itu PKBM? Dan mengapa PKBM menjadi penting dalam konteks pendidikan di Indonesia?

Pertanyaan-pertanyaan seperti ini mungkin masih sering terdengar di tengah masyarakat, terutama bagi mereka yang belum memahami betul bagaimana sistem pendidikan alternatif bekerja di negeri ini. Tidak jarang, masyarakat hanya mengenal sekolah formal sebagai satu-satunya jalur pendidikan, padahal ada sistem lain yang juga sangat penting perannya, yakni PKBM — singkatan dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat.

Dalam banyak seminar pendidikan atau diskusi pembangunan manusia, peran PKBM sering kali disinggung sebagai solusi alternatif bagi mereka yang putus sekolah, masyarakat marjinal, hingga warga yang tinggal di daerah terpencil. Tetapi, sesungguhnya PKBM bukan hanya sekadar “pengganti sekolah”, melainkan lebih dari itu. PKBM hadir sebagai wujud nyata pendidikan yang inklusif, fleksibel, dan berkeadilan sosial.

PKBM adalah wajah dari harapan — harapan bahwa setiap warga negara, tanpa terkecuali, memiliki hak yang sama untuk belajar, berkembang, dan memperbaiki hidup. Maka dari itu, ada beberapa kualitas utama yang menjadikan PKBM sebagai pilar penting dalam membangun Indonesia yang setara.

1. Inklusivitas

PKBM tidak memandang usia, status sosial, latar belakang ekonomi, maupun latar pendidikan. Siapapun bisa belajar, bahkan di usia yang sudah tidak muda lagi. Inilah kekuatan PKBM — membuka pintu seluas-luasnya bagi mereka yang tertinggal oleh sistem pendidikan formal. Tidak ada diskriminasi. Semua setara di hadapan ilmu pengetahuan.

2. Fleksibilitas

Berbeda dengan sekolah formal yang memiliki jadwal dan kurikulum kaku, PKBM menawarkan pendekatan yang fleksibel. Warga belajar bisa menyesuaikan waktu belajarnya dengan pekerjaan atau kewajibannya sehari-hari. Bahkan banyak PKBM yang menerapkan sistem blended learning, memadukan pembelajaran daring dan luring. Inilah bentuk pendidikan yang adaptif dengan zaman dan kebutuhan.

3. Pemberdayaan Masyarakat

PKBM bukan hanya tempat belajar akademik, tapi juga pusat pemberdayaan masyarakat. Di sana, warga belajar diajarkan keterampilan hidup (life skills), kewirausahaan, hingga pendidikan keluarga. Semua diarahkan untuk membangun kemandirian. Karena sejatinya, pendidikan bukan hanya tentang nilai, tetapi tentang hidup yang bermakna.

4. Pemimpin Sosial yang Tumbuh dari Akar Rumput

Tutor-tutor PKBM sejatinya adalah pemimpin di masyarakat. Mereka adalah sosok yang penuh dedikasi, yang bekerja dengan hati, meski seringkali tanpa sorotan dan penghargaan besar. Namun justru dari merekalah muncul semangat perubahan. Mereka adalah wajah-wajah pemimpin pendidikan yang sejati — tidak berorientasi pada kekuasaan, tapi pada pengabdian.

Sayangnya, realitas masih menunjukkan bahwa PKBM sering dipinggirkan dalam kebijakan. Padahal di balik sunyinya ruang-ruang belajar PKBM, ada ribuan kisah perjuangan dan mimpi yang sedang tumbuh. Ada bapak-bapak tua yang belajar membaca demi bisa membaca Al-Qur’an. Ada ibu-ibu rumah tangga yang belajar berhitung demi bisa berdagang dengan jujur. Ada anak-anak jalanan yang kembali percaya bahwa masa depan bisa diubah.

Maka, pembangunan bangsa yang adil dan setara tidak akan pernah lengkap tanpa keberpihakan terhadap pendidikan nonformal. Di sinilah PKBM memegang peran strategis. Sebagai jembatan bagi mereka yang tak terjangkau sistem, sebagai tempat bertumbuh bagi mereka yang sempat terhenti langkahnya.

Ingatlah, bahwa bangsa ini tidak hanya dibangun oleh mereka yang duduk di bangku sekolah negeri, tetapi juga oleh mereka yang berjuang di lorong-lorong kecil PKBM. Oleh mereka yang belajar tanpa seragam, tanpa gedung megah, tetapi dengan semangat yang sama kuatnya.

Oleh karena itu, kepada para pemangku kebijakan, kepada masyarakat luas, dan kepada kita semua — bangunlah kesadaran! PKBM bukan pinggiran. PKBM adalah pilar. Pilar dari pendidikan inklusif, pilar dari keadilan sosial, dan pilar dari Indonesia yang setara.

“Bangkitlah PKBM, Teruslah Menyala untuk Negeri!”


Kata Mutiara:

العلم نور والجهل ظلام
"Ilmu adalah cahaya, dan kebodohan adalah kegelapan."

Previous Post Next Post