Rute Tak Terduga dari Genggaman Tangan

Rute Tak Terduga dari Genggaman Tangan

Bayu bukan sekadar pemuda pecinta petualangan. Ia adalah penjelajah dunia digital, seorang pemburu jalanan yang hidup dalam dua semesta: dunia nyata dan dunia virtual.

Setiap kali hidup terasa sumpek, Bayu punya cara pelarian yang tak biasa. Ia membuka aplikasi perjalanan di ponselnya, memilih pemandangan pantai, dan memasang headset. Tapi suatu sore, ketika senja mulai menguningkan meja kayu tempat ia meletakkan ponsel, sesuatu yang aneh terjadi.

Layarnya menyala terang. Lalu, dari dalam layar itu, jalan aspal kecil yang membelah garis pantai muncul, lengkap dengan deru ombak dan pohon kelapa yang melambai. Sebelum sempat berkata apa pun, tubuh Bayu seperti tersedot. Dalam sekejap, ia telah berada di atas motornya—di dalam layar!

Bukan VR. Bukan game. Ini nyata.

Motor melaju lembut di atas jalanan miniatur yang keluar dari ponsel. Di belakangnya, debur ombak terdengar seperti suara napas dunia. Pohon kelapa berdiri gagah di tepi layar yang berubah jadi lanskap tiga dimensi. Dunia digital menyatu dengan kenyataan, dan Bayu menjadi pengendara lintas batas realitas.

“Jangan takut,” bisik suara dari headset-nya, “Kau sedang menjelajahi imajinasi yang dulu hanya kamu pandang lewat layar.”

Bayu tersenyum. Ia tidak lagi hanya memandangi dunia dari media sosial. Ia melesat melewati batas—secara harfiah. Jalan itu panjang, seperti tak pernah berakhir. Setiap tikungan menghadirkan pantai baru, aroma laut, dan harapan akan tempat-tempat yang belum terjamah algoritma.

Saat ia menoleh ke belakang, ponselnya tetap di atas meja. Tapi ia tidak sedang terjebak di dalam. Ia sedang bebas, untuk pertama kalinya, di dunia yang diciptakan oleh keinginan, bukan aturan.

Dan sejak hari itu, Bayu tak pernah memotret petualangannya lagi. Sebab, ia tahu: cerita terbaik bukan untuk disimpan dalam galeri, melainkan untuk dijalani sepenuh hati.

*

Post a Comment (0)
Previous Post Next Post